Di zaman di mana sebagian besar rutinitas manusia berpusat pada tehnologi saat ini, kelihatannya jarang-jarang kita saksikan orang masih manfaatkan buku selaku medium menulis. Jika dahulu jaman kita SD sich handphone belum menjalar seperti saat ini. Jadi semua jadwal, biodata, nomor telephone, sampai diari terus dicatat di catatan atau binder. Tetapi sekarang, rutinitas itu seakan menurun bersamaan semakin hebatnya tehnologi digital. Karena sangat jumlahnya program internet yang memfasilitasimu menulis agenda harian, bulanan, atau tahunan. Atau bermacam program hp yang dapat kamu pakai buat menulis apa saja.
Tetapi ternyata untuk sedikit orang langkah modern itu tidak dapat membuat mereka beralih dari langkah lama. Coba kamu lihat komune Planner Addict Indonesia. Mereka tercipta dari beberapa kumpulan orang yang memandang menulis jadwal itu ialah “surga”. Malah menurutnya ada banyak kelebihan yang tidak dapat didapat dari piranti digital. Jika kamu terhitung senang dan ketarik dengan inspirasi mereka, baca 4+ hal yang membuat kamu tidak mau meninggalkan rutinitas menulis jadwal walau orang kepercayaan handphone menjalar~
Orang stress umumnya dipacu sebab kegiatan rutin padat dan desakan di sana-sini. Apa lagi saat kenyataan tidak sama harapan. Sesungguhnya banyak langkah dikerjakan orang untuk menyingkirkan depresi. Nah, untuk yang ini beberapa praktisi planner manfaatkan aktivitas ini untuk hilangkan depresi. Menurut psikiater, sistem art terapi dapat digunakan untuk stress release. Sistem ini yakini jika gestur seni dapat menolong seorang dalam mengobati, tingkatkan penghargaan diri, dan menentramkan diri mereka.
Yakin dech, dengan menulis tiap aktivitas dengan rapi, keproduktifan akan makin bertambah. Kamu bertambah semangat jalani hari, sebab seluruh rencanamu tercatat dengan rapi. Sesudah lewat hari meletihkan kamu bisa juga menulisnya di jurnal kecintaan. Menyaksikannya terisi penuh, rapi, dan tarik, automatis membuat kamu semakin terpicu menulis kembali keesokan hari dan sebagainya. Menjadi produktif deh~
